Wednesday, January 25, 2012

My Last Love: Tragedic or Romantic???

Agenda kencan gue hari ini bareng nyokap adalah nonton bareng. Dan apa lagi filmnya kalo bukan film  Indonesia. Entah kenapa nyokap gue doyan banget nonton film lokal (cinta produk dalam negeri kali yaa.... XP) , dan asalkan bukan film horor Indo ga jelas, yah...gue sih "manut" aja. :D
And movie for the day is... My Last Love.

Diperankan oleh Evan Sanders dan Donita dengan kisah cinta yang berakhir sad ending karena tokoh utama pria terkena kanker otak stadium lanjut. Pendapat gue sih film ini "just so...so..." (baca: biasa-biasa aja). Dengan ending yang sedemikian tragisnya, harusnya bisa dikemas dengan lebih menyayat hati. Tapi mungkin buat beberapa orang, film ini cukup menyentuh. Terbukti dari sesenggukan nyokap pas adegan-adegan sedih dalam film tersebut. Nah ini juga yang bikin gue ga bisa dipercaya dalam memberikan opini tentang film sejenis ini, karena kata nyokap: "ati gue terbuat dari batu". (¯―¯٥) Hmm, ya sudahlah... :|


Salah satu pelajaran bagus yang bisa gue ambil dari film ini adalah kekuatan memaafkan dari sebuah cinta. Donita yang kakinya sempat lumpuh karena ditabrak lari oleh Evan, bisa memaafkan pengakuan Evan tentang perbuatannya tersebut. Dan yang menurut gue lebih hebat lagi adalah bukan cuman memaafkan, tapi ada action di balik itu. Donita tetep menemani Evan sampe detik terakhir, menggenggam tangannya, dan membisikkan sebuah puisi cinta untuk melepas kepergian sang kekasih. So sweet banget dah... :)

Sooo, menurut gue film ini romantic! Bukan dilihat dari endingnya, tapi lebih mengarah pada proses terbentuknya cinta itu menjadi sebuah cinta terakhir (Ckckck, mulai lebai nih bahasa gue :b).

Oya, ada lagi yang gue suka dari film ini! Ending soundtracknya...ngena banget! Sesama penyuka ngunduh-mengunduh, monggo: gue kasih linknya... :D

Mario Ricardo - Karena Tak Mungkin
http://dc312.4shared.com/download/hvCSzksw/Mario_Ricardo_-_Karena_Tak_Mun.mp3?tsid=20120124-163204-9eef5261

2 comments:

  1. nah, setuju tuh gue sama lo.
    cuma kalo menurut gue, ini film dikemas terlalu instan (berasa indomie), soalnya gue gasuka adegan "donita bisa jalan lagi", terkesan terlalu maksa.
    gini loh, si evan tuh jadi kayak pura-pura kejang biar donita panik, terus bisa jalan lagi, terus abis itu si evan nya diem lagi -_-
    tapi over all, gue emang suka film yang sad ending gini (apalagi kalo cowonya penyakitan) lumayan bersihin mata hahaha
    dan gue suka pendapat lo soal "proses terbentuknya cinta itu menjadi sebuah cinta terakhir" co cwit gituh hihihi

    ReplyDelete
  2. Hahaha, tapi entah kenapa nih Indomie laku keras lo di Indonesia. :D
    Mungkin berkaca dari pengalaman itu makanya penulis skenario terinspirasi kali yee... :)
    Thank's for the comment, Shaf. Keep in touch... ;)

    ReplyDelete