“Kita adalah sepasang sepatu: selalu bersama tak bisa bersatu.
Kita sangat ingin bersama, tapi tak bisa
apa-apa. Terasa lengkap bila kita berdua, terasa sedih bila kita di rak
berbeda. :(
Di dekatmu kotak bagai nirwana, tapi saling
sentuh pun kita tak berdaya.
Cinta memang banyak bentuknya, mungkin tak
semua bisa bersatu :( “
Sepasang sepatu: selalu bersama tak bisa bersatu |
Apakah kamu tahu rasanya merindukan seseorang
dengan sangat, tau juga jika orang itu merindukanmu, tapi tak bisa bertemu? Jangankan memeluknya
sebentar saja, menatap mukanya saja tidak.
Ya, apalagi ketika hari-hari berlalu dengan
begitu berat, kamu ingin menyandarkan kepalamu sebentar di bahunya, merasakan
tangannya mengelus rambutmu perlahan, menenangkanmu, dan berkata semuanya akan
baik-baik saja. Ya, ketika hari itu datang, kamu harus cukup puas mendengarkan
suaranya saja lewat telepon, atau membaca kalimat yang dia kirimkan lewat BBM.
Kamu harus bersikap seolah-olah semuanya baik-baik saja. Bukan karena kamu
tidak ingin berbagi, tapi karena tidak ingin membebaninya dengan hal-hal yang
kalian tau ingin dilakukan tapi tak bisa. Ya, ketika hari itu datang, dadamu
akan terasa begitu sesak, membuatmu kehabisan napas. Badminton dua jam saja tak
ada apa-apanya jika dibandingkan dengan sesaknya dada saat itu. Sakitnya sampai terasa ke ujung-ujung jari. Dan tentu saja, air mata. Yang seharusnya tak menetes, yang sudah
diperintahkan untuk disimpan saja
oleh otak, tiba-tiba meluber tanpa diminta.
Ya, dan hari itu datang lagi. Hari ini.
Mungkin kalian berpikir saya manja. Ya, saya
akui, saya memang manja. Sudah tau konsekuensi menjalani hubungan jarak jauh,
tapi tetap saja mengeluh. Tetep
memenuhi blog dengan postingan-postingan nyampah.
Dan meskipun hubungan ini berat, mata merah,
dada nyesek, toh saya tetap tak mau
berhenti. I just have to believe that our love will find a way. A way that the distance is no longer between us…
No comments:
Post a Comment