Semua pasti pernah belajar Biologi kan? Pasti pernah belajar
tentang Piramida Makanan bukan? Meskipun sebenarnya saya paling tidak suka pelajaran
IPA, sedikit-sedikit masih ada lah ilmu yang nyantol ke otak saya. Haha… :D
Yep, pada saat kita semua masih kecil, kita dijejali dengan
pengetahuan-pengetahuan dasar tentang kehidupan. Disebutlah singa sebagai
predator tertinggi di hutan, dan hiu sebagai predator tertinggi di laut. Tapi akhir-akhir
ini saya menyadari adanya dominasi makhluk yang sebenarnya merupakan predator
mutlak. Berdarah dingin, baik di darat atau di laut. Makhluk apakah itu?
Jawabannya mudah, MANUSIA.
Jangan menuduh saya apatis terhadap sesama, karena alasan
sebenarnya saya mengulik topik ini karena memang itulah opini yang terbentuk di
otak saya berdasarkan fakta-fakta yang terjadi. Kalian pikir hiu itu
mengerikan??? Lebih mengerikan mana dengan makhluk bernama manusia yang
menangkap hiu, mengambil siripnya, lalu sisa tubuhnya dibuang lagi ke laut.
Kalian pikir harimau menakutkan? Cobalah menengok jumlahnya yang semakin lama
semakin tipis di bumi ini. Alasan perburuan terhadap binatang ini juga sangat pathetic, apalagi kalau bukan memuaskan
manusia. Memiliki accessories dengan
bahan kulit asli, atau bahkan mengawetkan binatang tersebut untuk dijadikan
hiasan rumah, menjadi reason perburuan
terhadap binatang ini dan banyak binatang lain. Really pathetic, right? :(
Very cruel :( |
Kita sebagai manusia selalu menuntut diperlakukan istimewa,
dihadirkan hak-hak “perikemanusiaan”nya. Tapi pernahkah kita menyadari bahwa
sering kali kita tidak ber”perikebinatangan”??? Menganggap diri kita sebagai
makhluk dengan derajat yang lebih tinggi, dan tanpa pikir panjang bersikap
seenak jidat kepada makhluk lain. Tidak usah deh kita muluk-muluk ikut gerakan Save
Shark dan lain sebagainya, jika aktualnya pada tindakan-tindakan sederhana
saja kita tidak bisa menghargai alam.
Oke, saya menulis postingan
ini bukan untuk menghakimi siapa pun. Saya pun sebagai manusia juga
tidaklah sempurna, dan sama sekali tidak punya otoritas untuk membenarkan atau
menyalahkan. Itu jatah Tuhan, bukan saya. Tapi biarlah kali ini saya share sedikit kesebelan saya ketika
menemukan label-label predator mutlak tersebut di jidat beberapa orang yang
saya temui pada saat travelling.
Karena meskipun berasal dari spesies sama, jujur saya sebel sekali melihat hal-hal
keterlaluan yang dilakukan oleh spesies saya lainnya.
Baru-baru ini saya ke Derawan, dan tiga kali dibuat sebel.
Pertama ketika di Danau Kakaban, bertemu dengan stingless jellyfish. Saya sangat-sangat mengerti tentang niat untuk
narsis, karena darah saya juga dialiri zat yang sama. :p Yang saya tidak
mengerti adalah ketika saking asiknya narsis, ada beberapa orang yang
mengangkat jellyfish menggunakan
tangan, tanpa air, dan digilir untuk difoto. Beberapa bahkan saking gemes
karena keunyuan si jellyfish, agak
meremas jellyfish itu. The final result is…jellyfishnya jadi letoy pada saat dibalikin lagi ke danau. Arrrggghhhhh!!!!
Kesebelan kedua adalah ketika di laut, sudah diberikan
penjelasan panjang kali lebar kali tinggi tentang jangan menginjak karang bla
bla bla, masih banyak sekali manusia yang dengan santainya nangkring di atas
karang yang masih sehat. Saya ulangi: karang yang masih sehat. Yang otomatis
jadi tergores fin, bahkan ada yang patah!
Yang akhirnya jadi tidak sehat karena ulah siapa coba?!
Oke, saya maklum jika kondisi darurat. Saya sendiri pernah
karena kebodohan sendiri terbawa arus ke daerah perairan yang terumbu karangnya
rendah alias dekat sekali dengan permukaan air laut. Alhasil badan saya
nyangkut, dan saya mematahkan beberapa terumbu. Sangat bersalah tentunya, saya
pun meminimalisasi gerakan dan berupaya sedapat mungkin kembali ke perairan
yang agak dalam meskipun itu berarti sedikit menggores-gores badan sendiri. Tak
apalah, karena kebodohan saya sendiri juga. :D
Posisi darurat lain adalah ketika di laut, mask atau snorkel saya kemasukan air. Otomatis saya harus membetulkan mask atau snorkel saya. Tapi bukan berarti dengan alas an itu saya boleh
seenaknya nangkring di atas terumbu karang kan??? Saya bagi sedikit jurus-jurus
alternative deh buat kalian yang mengalami situasi “terjepit” seperti saya. Alternatif
pertama adalah menahan napas sedikit, berenang ke perairan dalam, dan watertrappen. Alternatif kedua, mencari
perairan dangkal dengan dasar pasir atau terumbu karang mati (bisa langsung
kelihatan koq) dan berdiri bebas. Tidak merugikan siapa-siapa atau apa-apa
bukan?
Kesebelan ketiga adalah ketika munculnya seekor penyu di
deket homestay. Penyu dipegang
erat-erat, diajakin foto sambil diposisikan secara vertikal atau horizontal di
bawah permukaan air. Yep, lagi-lagi alasannya apa lagi coba kalau bukan gara-gara
narsis! Hanya demi kepentingan fotografi! Bahkan ada yang foto sambil
menunggangi penyu! Really crazy, huh?! *mulai
nyolot
Buat yang ngerasa okay
with it, coba deh saya beri ilustrasi. Kalian sedang jalan-jalan di mall nih, ada segerombolan orang yang
tiba-tiba mendekati kalian, menarik-narik, memegang-megang tangan kalian,
memaksa kalian foto bersama mereka. Yang parahnya lagi mereka tidak membolehkan
kalian pergi, lalu digilir, dioper ke sana kemari untuk berfoto dengan mereka
satu-persatu. Beberapa bahkan ada yang mencoba berfoto dengan pose menunggangi
kalian! Still feel okay with it? :x
Yep, itu hanya tiga contoh kesebelan saya. Jika didata
panjang, bisa-bisa postingan ini
berisi daftar panjang nan membosankan. Bisa juga malah membuat tekanan darah saya
naik karena saking berapi-api saat mengetik huruf-huruf dalam daftar tersebut.
Haha… :-p
Tapi setidaknya kesebelan-kesebelan itulah juga yang terus
mengingatkan saya. Bukan untuk merasa diri benar, tapi untuk terus menerus
koreksi diri. Terus menerus mengingatkan saya pula bahwa saya bukanlah predator
mutlak, bukan pula pemilik bumi, jadi wajib hukumnya saya menghargai
makhluk-makhluk lain yang menggunakan fasilitas sama seperti saya dalam zona
pemberian Tuhan ini. :) Dan semoga dengan berbagi kesebelan ini, kalian yang
membaca juga jadi ikutan sebel. Bukan sebel sama saya, bukan pula sebel sama
blog saya, tapi sebel dengan kelakuan spesies kita, dan amit-amit jangan sampai melakukan hal-hal yang sama nyebelin-nya. Hope so! :D
When you see me, don't you ever touch me, please? |
No comments:
Post a Comment