Monday, July 22, 2013

And I thought that I already love you…

Saya tak tau persis kapan tepatnya rasa ini ada. Rasa yang mungkin juga tak bisa saya katakan secara pasti masuk dalam kategori apa. Yang saya tau jelas, saya sayang dia. Ya, lebih mudah didefinisikan rasanya. Tapi sebenarnya, jika boleh jujur, saya ragu. Bukan ragu apakah saya benar-benar sayang padanya.  Oh please, let we skip this part… I know that I won’t even play that kind of games. Not to him, not to the other man.

Ini adalah jenis keraguan akan perasaan yang saya tak bisa klasifikasikan jenisnya. Jenis yang berkembang, bertumbuh dengan cepat, terlalu cepat malah. Pelan tapi pasti, memenuhi semua rongga hati saya. Kadang menyesakkan dada, kadang malah mengirimkan sinyal-sinyal hormon endorfin ke otak. Ya, jenis perasaan yang membuat saya tersenyum bodoh ketika melihat namanya muncul di layar BBM. Jenis perasaan yang membuat saya merasakan ratusan kupu-kupu menari di dalam perut ketika dia memanggil nama saya dengan logat Sulawesi-nya yang kental itu. Jenis yang membuat saya merasakan kerinduan mendalam seperti orang kecanduan. Ya, saya kecanduan. Kecanduan suaranya, kekonyolannya, dan banyak hal lainnya yang jika diketik satu-persatu akan membuat isi postingan ini menjadi totally cheezy. Jenis perasaan yang membuat saya menjadi bukan saya lagi. Saya merasa tak utuh, jika dia tak ada. Aihhh, banci sekali kedengarannya. Percayalah, saya juga heran kenapa saya bisa mengetik kata-kata puitis yang menegakkan bulu roma ini di jam yang sudah menunjukkan waktu dini hari.

Lantas, perasaan apakah ini? Perasaan apa yang saya rasakan sehingga saya merindu dengan begini hebatnya?

Sampai di satu detik pada saat dia menelepon malam ini. I realize… I already fell for him…


Dan sebut saja saya pengecut, karena ketika bunyi nada sambung dengannya telah terputus, saya baru berani mengakui perasaan ini. Dengan lirih mengucapkan hal yang tak akan mungkin berani saya ucapkan lantang, atau langsung, kepadanya.”I thought that I already love you. Please, be kind of this woman’s heart, could you?”

Tuesday, July 2, 2013

My First Rain in July

Ya, pagi ini hujan lagi, hujan pertama saya di bulan Juli. Jenis hujan dengan tamparan angin kencang dan guyuran air yang seakan ditumpahkan dari langit. Jenis hujan yang tak pernah diundang kehadirannya di musim panas. Jenis hujan yang tetap saja mengaburkan jarak pandang dari dalam mobil meskipun wiper Sunset sudah saya setel pada mode paling kencang. Jenis hujan yang tak pernah saya duga. The unexpected one, like you.


Seperti kamu yang tak pernah saya tau, tiba-tiba sudah bercokol sedemikian dalamnya di otak saya. Menghantui pagi saya, tak pernah luput mewarnai malam saya.

Dan pagi ini, menatap langit yang penuh dengan rintik-rintik lebat, lagi-lagi saya teringat padamu. Yes, you, only you...
Yang meskipun memporak-porandakan pikiran dan hati, tapi anehnya tak pernah berhenti mengukir senyum di wajah saya. Yes, you, my unexpected one... 
Glad to have you in my life... :D