Wednesday, September 5, 2012

Perjalanan Hati Kamu

Kamu merajut hati dengan benang yang paling indah. Tiap hari sedikit demi sedikit menambahkan benang-benang berupa nilai penting dalam hidupmu. Menyimpannya hati-hati dan memuja hati itu dengan sangat. Buat Kamu hati itu milikmu. Hanya Kamu.

Sampai suatu hari datang Dia yang menurutmu, "The One". Dia yang menurutmu tak akan meninggalkanmu. Membiarkanmu percaya dengan janji-janji manis akan cinta yang biasanya terdengar di sinetron atau novel remaja. Ya, saat itu Kamu yakin, "Dialah satu-satunya". Dan Kamu siap memberikan hatimu kepadanya. Kamu menyiapkan hatimu, melapisinya dengan kepercayaan, penghargaan, dan kasih. Dan Kamu benar-benar memberikannya. Semuanya. Tulus. Tak ada sisa.

Dia menerimanya, senang pada awalnya. Menggelitik hatimu dengan sentuhan cinta atau bisikan mesra. Sampai akhirnya Dia jenuh. Bosan pada hatimu. Pada Kamu juga, tentu saja.

Dia tak menghargai hatimu lagi. Sesuatu yang sebenarnya mungkin sejak awal sudah terjadi, namun tak pernah mau Kamu coba untuk percayai. Sedikit demi sedikit merusak keindahan yang tadinya ada sampai menjadi sesuatu yang menyakitkan dirimu. Hatimu pun sudah tak seindah semula. Penuh goresan. Cabikan.

Sampai akhirnya dia pun tak mau melihat hatimu lagi. Merobeknya menjadi serpihan kecil-kecil. Membuangnya. Menginjak-nginjaknya. Mengambil hati baru yang menurutnya lebih menawan. Mengucapkan selamat tinggal pada Kamu. Dan beranjak pergi, tanpa sedikitpun menoleh kembali.

Harusnya saat itu Kamu sadar. Tapi tentu saja tidak. Kamu percaya pada kekuatan hatimu. Percaya kalau Dia akan kembali. Percaya pada keajaiban cinta yang sebenarnya tak pernah ada dalam hubungan Kamu dan Dia. Naif. Menggelikan. Bodoh.

Kamu menyalahkan dirimu sendiri. "Mungkin akulah yang salah", pikirmu. Mencoba memperbaiki hatimu menjadi ukuran yang menurut Dia pas. Kamu mengemis. Menyodorkan hatimu yang menurutmu sudah lebih sempurna dan layak untuk Dia. Mengumpulkan keping-keping yang ada dan menjanjikan hubungan yang jauh lebih indah, awal yang baru, bla..bla..bla...

Dan Kamu tau apa yang terjadi? Dia membuang hatimu. Lagi. Untuk kedua kalinya. Ketiga kalinya. Selama-lamanya.


Sekarang, Kamu tanya padaku: Mengapa???
Kujawab singkat saja: "Karena sejak awal hanya Kamu yang memberikan hatimu. Bukan Dia."

Tak perlu mengutuki. Tak perlu meratapi. Tak perlu menyalahkan siapa-siapa. Yang penting, sekarang Kamu harus bangkit. Kuatkan dirimu. Tegarlah.

Bukan kamu yang buruk atau dia yang buruk. Tak perlu trauma. Anggap ini sebagai sebuah perjalanan dan Dia hanya destination singkat yang akan memberimu pengalaman penting sepanjang sisa perjalanan.

Aku percaya Kamu akan menemukan Dia yang lain. Yang mencintaimu. Yang juga memberikan hatinya bulat-bulat. Kenalilah Dia. Berdoalah. Dan saat kamu siap, berikanlah hatimu. Percayalah....apapun yang terjadi sekarang, segalanya akan indah. Pada waktunya. :)



p.s: This letter specially for "kita pe teman". Yes, you know who you are. :D

No comments:

Post a Comment