Hehehe, maafkan jika saya tidak tepat janji.
Sebenarnya tiga hari yang lalu saya sudah menyentuh pintu rumah. Tapi
yahhh…baru hari ini saya bisa menuangkan perjalanan saya. Sekali lagi maafkan yee…
Lantas kemana saja
saya beberapa hari kemarin??? Saya ke Bali. *tersenyum lebar :D
Bali buat saya
merupakan satu tempat yang mengandung magnet kuat, tak pernah berhenti
mempesonakan saya, dan satu-satunya kota di Indonesia yang membuat saya ingin
menancapkan “akar” saya. :p
Sesering-seringnya
saya ke sini, tak pernah sekalipun saya merasa bosan. Pantainya, seni
budayanya, orang-orangnya, “bau”nya seakan-akan menjadi satu daya tarik yang
kuat, yang menarik saya kembali ke sana, lagi dan lagi… :)
Diawali oleh rencana
gila yang muncul tiba-tiba karena rasa “streeess” (ala Gary-ssi) yang sudah tak
tertahankan, saya memutuskan ke Bali.
Tujuan utama adalah ke Pulau Menjangan, Bali Barat. Sebenarnya sudah
sejak lama saya “ngidam” ingin
menjejakkan kaki di Pulau Menjangan, dan ketika ada tawaran datang dari salah
seorang teman yang akan mengadakan trip ke sana saya langsung mengiyakan
girang. Hehehe… :D
Trip teman saya
sebenarnya mencakup Gunung Bromo - Pulau Menjangan, tapi karena saya sudah
sering ke Bromo maka saya melewatkan agenda ke destination awal dan berjanji akan menyusul saja di Pelabuhan
Ketapang.
Setelah perijinan dari
ortu dan boss beres, maka
berangkatlah saya pada hari Jumat siang dari Terminal Bungurasih menuju
Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Bayangan awal sih saya ingin naik kereta api,
tapi karena jam keberangkatan tidak match
alias saya harus menunggu lama (bisa-bisa sampai berjamur) di pelabuhan
maka keinginan tersebut langsung saya batalkan. :p
Ada kejadian lucu yang
terjadi pada saat saya memilih bis di Terminal Bungurasih, Surabaya. Kalian
yang pernah datang ke terminal ini pasti mengerti kejamnya hidup di Surabaya
(*lebaiii), calo-calo berteriak-teriak, bahkan beberapa ada yang ngotot menarik
atau membawakan barang kalian. Nah, di perjalanan ini saya –sendirian- menapakkan
kaki di sana. Bagussss! :x
Entah karena saya
kepedean ato memang benar, setiap kali saya “jalan” sendirian saya selalu
merasa orang-orang melemparkan tatapan ingin tahu kepada saya. Mungkin karena
postur tubuh saya yang memang di atas rata-rata (tinggi 170, bo!), Outsider (nama carrier bag kesayangan saya) yang nempel di badan saya, atau memang
saya cantik (Xixixi, narsess!!!). Nah kali ini saya juga merasakan hal tersebut.
Haisss, inilah salah satu resiko cewek travelling
sendirian di Indonesia. :p
Back to the topic, untuk
menghindari hal-hal seperti yang disebutkan di atas, saya memasang muka lempeng ala Gary-ssi (bagi yang belum
tau, makanya nonton RUNNING MAN! :D ). Ketika calo-calo mulai mengambil gerakan
pedekate, saya langsung pasang muka judes dan menjawab seperlunya saja.
Pertama-tama mereka mengarahkan saya ke bus patas jurusan Denpasar. Calo bus
tersebut langsung menyuruh saya duduk di dalam bus. Tentu saja saya tidak mau.
Saya curiga kalau mereka akan menetapkan harga yang tidak masuk akal. Benar
saja, mereka memasang tarif 120 ribu sampai ke Pelabuhan Ketapang. Of course: No! Saya pun mulai mencari
alternatif lain, yaitu bus dengan jurusan Banyuwangi. Salah seorang calo
menyarankan saya naik ke Bus Akas Asri. Katanya sih bus ini adalah bus patas.
Ketika mendekati bus ini, kondektur langsung menyuruh saya duduk dan mengenakan
tarif 60 ribu sampai ke Ketapang. Kenyataan yang baru saya ketahui belakangan
adalah ternyata tarif tersebut lebih mahal 2 kali lipat dari harga sebenarnya. Damn, saya ditipu!
Kenyataan lain yang
saya ketahui adalah ternyata bus tersebut bukan merupakan bus jurusan
Banyuwangi, melainkan Jember. Di Probolinggo, saya diturunkan di terminal dan
dinaikkan bus jurusan Ketapang-Banyuwangi (Perhatikan kata
diturunkan-dinaikkan... :p ). Untungnya tarif yang dikenakan di awal sudah
termasuk bus yang kedua ini. Yang lebih pahit lagi adalah bus yang saya naiki
adalah bus yang AC-nya cuman pajangan. Buset, seperti masuk ke dalam sauna.
Panasnya menyengat. Saya yang sudah hot ini
jadi semakin hot deh jadinya
(*jijay). Haha…
Ternyata memang
kenyataan tak seindah bayangan, Ketapang yang dimaksud adalah Terminal Sri
Tanjung. Sudah masuk area Ketapang, tapi masih 2 km jauhnya dari pelabuhan. Dan
berhubung waktu saat itu sudah menunjukkan pkl 20.48 WIB, maka saya pun pasrah
naek angkot saja. Sedikit horror jam
segitu jalan kaki 2 km sendirian, hehehe… Tarif angkot masih tergolong murah,
hanya lima ribu perak saja. Langsung saja saya cap-cus ke Pelabuhan Ketapang, dan melenceng dari rencana awal saya
harus menyeberang sendirian ke Gilimanuk. Teman saya dan rombongannya sudah
sampai dari dua jam yang lalu, jadi mereka menyeberang duluan supaya bisa lebih
cepat tiba di hotel dan beristirahat.
Untungnya pada saat
saya sampai di pelabuhan, ada kapal yang sudah siap berangkat. Lari sebentar ke
supermarket kecil di pelabuhan, saya membeli sebotol UC 1000. Buset, haus plus
gerah banget sepanjang perjalanan. Air mineral yang saya bawa sejak siang pun
sudah habis tak bersisa sejak sore tadi. Referensi saya buat kalian, belilah
cemilan atau minuman di supermarket ini. Harganya tidak mahal, sama seperti
kalau kita membeli di Indo/Alfa Mart. Lain halnya begitu saya menginjak kapal
dan meluncur ke kantin kecil dalam kapal, harganya dua kali lipat. Aqua Botol ukuran
600 ml harganya berubah menjadi 6 ribu, ckckck...
|
Meskipun capek tetap saja narsis, haha... :D |
Perjalanan selama 45
menit pun tak terasa sama sekali berkat mbak-mbak di sebelah saya yang
menceritakan tentang suka-duka menjadi PNS. Curhat colongan banget nih sih
mbak, tapi untunglah berkat si mbak saya jadi punya teman perjalanan selama
sejam. Si mbak ini juga yang menemani saya jalan keluar area pelabuhan karena mencemaskan saya.
Hehehe, special thank’s for her… :-$
Dan akhirnya saya
bertemu teman saya. Seperti biasa, akan saya perkenalkan sebentar. Ringga, that’s his name. Baru bertemu saya satu
kali di perjalanan saya ke Karimun Jawa (lain kali akan saya ceritakan :D ),
dan sisanya hanya sebatas kontak lewat SMS dan BBM. Berambut afro, unik, dan kesan pertama saya
adalah dia sedikit pemalu. Haha… :D He’s
kind and absolutely nice. Entah kenapa meskipun baru kenal, rasanya
langsung akrab dan seperti sudah kenal sejak lama. Feeling safe, that’s what I feel about him… :)
Warung bebek di dekat hotel pun menjadi pemadam kelaparan naga-naga di
perut saya yang sudah berunjuk rasa sejak sore. Dilanjutkan dengan mandi dan
istirahat karena besok paginya rombongan akan check out dari hotel jam delapan WITA. :D
Day 2 <3
Jam menunjukkan pukul setengah
sembilan ketika mobil yang kami sewa keluar dari hotel. Pagi itu saya tidak
mandi, hahaha…bukan jorok sih, tapi kan toh
nantinya akan nyebur ke laut juga. Jadi daripada sia-sia yaaa…sekalian saja
:p *ngeles. Berlanjutlah perjalanan kami ke warung terdekat untuk mengisi bahan
bakar body kami. Secara…nantinya
agenda kami akan diwarnai oleh berjam-jam snorkeling
time. Yihaaa… :-$
Jalan masuk yang kami
lalui untuk menuju pelabuhan kecil sebelum menyeberang ke Pulau Menjangan adalah
jalan masuk Mimpi Resort. Rombongan kami menyewa snorkel set dan fin di
tempat yang ada, sedangkan untuk live
vest dapat disewa pada masing-masing kapal. Perjalanan laut juga tidak
lama, hanya sekitar 20 menit saja. Dan akhirnya sampailah kami di Pulau
Menjangan, jeng…jeng….
Wooowww…. It’s so captivating. Lautnya, awannya,
batu-batuan coralnya. Duuhh, betah
banget deh!
Tak mau menunggu lama,
langsung terdengar suara byar…byur… yang
menandakan satu-persatu dari kami tak sabar ingin mencicipi indahnya bawah laut
Pulau Menjangan. And….damnnnnnn!!! Totally
awesome! Totally take my breath away! :-$
|
Alone in my sea-world :p |
|
|
Under the sea |
Dan tak kalah indah,
apa yang ada di lahan Pulau Menjangan. Pura yang sederhana, tapi benar-benar
bersahaja. Dan sayang sekali saya hanya bisa melihat dari jauh, karena saya
hanya mengenakan celana pendek dan lupa membawa sarung sehingga tidak diijinkan
masuk ke kawasan Pura. Hiks… :’(
Second snorkel point kami jauuuuhhh lebih indah dari yang pertama.
Penuh dengan wall-wall coral yang
indahnya parah banget. Belum lagi ikan-ikan beraneka ragam yang seakan tumpah
ruah di sini. Saya seakan asik dengan dunia sendiri, tiba-tiba sudah menjauh
dari rombongan. Belum lagi kalau terpesona dengan jenis ikan yang jarang
ditemui. Bisa-bisa saya sudah membuntuti ikan tersebut sampai jauh sekali. :p
Di point ini saya juga melihat baby barracuda berenang dekat permukaan
laut. Jelas-jelas terpesona, saya mengikuti ikan kecil ini sampai lumayan jauh.
Belakangan baru Ringga mengatakan jika ikan tersebut berbahaya. Bisa habis saya
jika diserang oleh kawanan ikan barracuda.
Haha, bodoh banget ya, untungnya cuman ketemu jenis yang baby saja… :p
|
The baby "B" |
|
Ringga <3 |
Akhir kata: You.Have.To.Go.That.Place!!! Really!!! :-k