Hari ini gue bĂȘte, beteeeee banget. Pasalnya gara-gara ada temen
sekantor yang cari gara-gara sama gue.
Ceritanya berawal dari gue menegur tentang kesalahan yang dia
lakukan kemarin (Kesalahannya apa ga perlu gue certain, yang penting kesalahannya
itu merugikan orang lain). Dan dia membalas dengan melempar jepitan kertas ke arah gue. What?! Ya, seorang wanita berumur 25 tahun masih meluapkan amarahnya
dengan cara melempar barang. Hehehe, mirip banget ama ponakan gue yang umurnya
belum sampe 5 tahun. :P
Yang gua garis bawahi di sini bukan pada apa yang dia
lempar. Kalo ditilik dari itu, emang ga ada yang luka parah sampe perlu
digotong ke RS. Cuman yang harus kita perhatikan adalah attitude-nya.
Helloooo….Masih musim ya melempar barang ke lawan bicara
ketika kita tidak setuju dengan apa yang dia katakan?
Gue tau setiap keluarga punya cara yang berbeda dalam hal
pendidikan anak, tapi apakah orang tua kita pernah mengajari untuk melemparkan
sesuatu ke orang lain ketika pembicaraan tidak sesuai dengan pikiran kita? Dan
yang bikin gue paling panas adalah setelah itu dia tidak meminta maaf, malahan
dia tidak merasa salah sama sekali. What a kind of attitude???
Akhirnya gue cuman bilang gini ke dia, “Gue ga suka elu
lempar2 barang ke gue. Kalo elu ga suka, pake mulut untuk ngomong. Jangan pake
tangan. Perhatikan attitude-mu!”
(Sebenernya kalo nurutin emosi, pengen gue lempar balik tuh jepitan kertas. Cuman yaaa....secara gue ga mau membalas sikap kekanak-kanakan dengan cara sama, jadi cukup pake verbal aja deh. :D)
P.S:
Berharap semoga tidak ada korban selanjutnya atas
orang-orang semacam ini. Jika terpaksa harus satu lingkungan, lebih baik segera
menjauhkan diri (sebelum terkontaminasi attitude-nya
yang minus) dan menjauhkan barang-barang berat jika terpaksa harus berbicara
apalagi jika pembicaraan mengarah pada perbedaan pendapat. Lebih baik lagi jika
anda membawa "tameng", hahahaha…. ^^